Petualangan Penuh Warna

Kenangan di SMA
Saat sedang kebingungan harus menulis apa tiba tiba saya membaca tantangan untuk mengikuti lomba menulis dengan judul Kenangan masa SMA…  ah  topik yang lucu… karena harus mengingat masa masa SMA  1988-1991 sekitar 27 tahun yang lalu… wow..  setelah menarik nafas akhirnya saya mulai tulisan ini

1988-1991 Petualangan yang penuh warna
Masa SMA bagi saya adalah masa yang sangat berwarna.  Pengalaman yang luar biasa. Dimulai saat saya harus pindah ke Semarang.  Saya tinggal di Bandung sejak lahir. Namun karena ayah saya melanjutkan studi ke Canada dan kebetulan ibu dan kedua adik saya harus menemani, alhasil setelah berembuk keluarga besar akhirnya diputuskan saya dan adik saya pindah ke Semarang bersama Eyang.  Nah  di Semarang lah “petualangan penuh warna” dimulai
Dengan berbekal NEM yang cukup bagus saat itu, saya dapat diterima di SMA Negeri 3 yang merupakan SMA terbaik di Kota Semarang.   Berada di lingkungan baru dengan budaya  Jawa yang masih kental membuat saya harus ektra adaptasi. Saat itu rasanya seperti berada di planet lain saat dihadapkan dengan penggunaan bahasa jawa dalam pergaulan, teman-teman, guru, cara berseragam sekolah, sepatu, tas hingga penggunaan  sepeda dan motor ke sekolah dan masih banyak lagi.  Namun dengan modal pembawaan saya yang ceria, mudah bergaul  ala anak Bandung membuat proses adaptasi tidak membutuhkan waktu lama, hingga akhirnya saya mendapatkan banyak teman dan disukai, malah seingat saya, teman teman berebut untuk main dengan saya baik laki laki maupun perempuan. Untuk anak seusia saya saat itu menjadi anak yang populer dan banyak teman bahkan di luar lingkungan sekolah.  Buat saya ini merupakan pencapaian yang  membanggakan.
Hubungan baik dengan teman teman di Bandung masih saya bina.   Waktu itu saya biasa melakukannya via telepon.  Dari merekalah saya selalu update  trend di Bandung, dan itu  saya tularkan di lingkungan sekolah. Lucunya semua itu mempengaruhi gaya dari teman teman saya juga.  Mulai celetukan ala sunda, tali sepatu warna warni spotlight, jam tangan besar swach, model rambut keriting basah ala madona, Walkman lengkap dengan earphone, tas warna warni “merk export”, parfum merk Esprit, pdan masih banyak lagi. Namun itu semua membawa konsekuensi, saya menjadi langganan tetap guru BP.  Tapi saya tidak kapok bulak balik kantor BP karena mereka hanya menjalankan prosedur.  Guru BP baik baik malah mensuport saya, apalagi  saya termasuk anak yang prestasinon akademiknya menonjol dan aktif dalam banyak bidang yang tentunya membawa nama harum Sekolah. Ntah berapa banyak piala dan piagam penghargaan yang saya “setorkan” ke sekolah. Ya saya senang berkompetisi. Di lingkungan sekolah saya aktif mengikuti marching Band, cheers leader, band, dancer, drama, cabaret, volley, basket.  Selain di lingkungan sekolah di luar sekolahpun saya termasuk yang cukup aktif. Semasa SMA saya bergabung dalam club soft ball “COMOS” dan menjadi atlet pelatda Jawa Tengah termuda.  Saya juga senang mengikuti acara acara anak muda yang diadakan oleh majalah Gadis, Mode,dan  Hai. 


Saat SMA prinsip saya adalah “Banyak teman, aktif di banyak kegiatan, belajar secukupnya, ITB ….saya datang” tentunya dapat ditebak nilai akademik saya selama SMA.  Apalagi   berada di sekolah terbaik dengan anak anak yang rata rata sangat pandai membuat saya hampir selalau berada di rangking 1-10 terbawah.  Namun saya selalu mempunyai alasan “pemaaf, bahwa saya ini prajurit di Kerajaan Besar….    Kalau saya pindah ke kerajaan kecil mungkin saya sudah jadi perdana menteri di sana… mmm cukup aroganasebenarnya  kalau diingat… tapi itulah saya saat itu.  Saya terus bertualang mewarnai hari hari saya di SMA.  Hari Sabtu adalah hari yang paling saya tunggu, karena saat itu siswa bolwh menggunakan baju bebas ke sekolah, namun tetap belajar.  Disitulah waktu saya untuk menunjukan  trend gaya “Bandung” saya.  Hahahah malu dan geli mengingatnya.  Uang saku yang saya terima saat itu cukup besar yaitu  25.000 rupiah untuk seminggu.  Buat saya mau men-traktir teman setiap hari sudah menjadi ritual rutin.   Belum lagi saya sering membawa makanan kecil dari rumah yang saya bagikan kepada teman teman yang membuat saya dikenal menjadi anak yang murah hati.  Ah lucu sekali bila mengingatnya. Kepopuleran saya membawa dampak ketidaksukaan dari kakak kelas perempuan. Istilah sekarang “bullying”. Tapi selalu dapat saya atasi dengan cara minta bantuan perlindungan pada kakak kelas laki laki. Kakak kelas laki laki selalu siap melindungi saya saat saya di bully.  Saya sendiri tidak ingat awal mula  kakak kelas laki-laki dengan senang hati selalu melindungi saya….  Tapi semua itu menjadi bagian dari warna petualangan saya di SMA

Petualangan penuh warna itu saya jalani selama 3 tahun.  Tibalah dia akhir  masa SMA saya. Setelah EBTANAS berakhir mulailah saya berfikir untuk berlari mengejar kuliah di ITB yang menjadi cita cita saya… dan itu saya jalani dengan mengikuti Bimbingan Belajar  di 3 tempat sekaligus.   Akhirnya Petualangan penuh warna di bangku SMA saya tutup dengan diterimanya saya di jurusan Planologi ITB…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar